Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut. Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni : 1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar. 2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung. 3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
Pondasi rumah 2 lantai sedikit berbeda dengan pondasi rumah 1 lantai, karena beban yang harus ditahan juga lebih berat. Pondasi rumah, meskipun tidak terlihat, namun merupakan bagian terpenting dari struktur bangunan. Pondasi bagi sebuah bangunan dapat diibaratkan sebagai akar pohon, yang harus dapat menahan beban yang ada di atasnya agar tidak mudah roboh.
Kesalahan memilih jenis pondasi yang digunakan dapat mengakibatkan retak pada dinding rumah. Bukan hanya itu, akibat yang lebih fatal dapat mengakibatkan bangunan rumah roboh. Ini tentu saja membahayakan, karena dapat menelan korban jiwa. Anda tentu tidak ingin hal ini terjadi pada rumah dan keluarga yang Anda sayangi.
Berikut ini jenis-jenis pondasi yang bisa digunakan dan mampu menahan beban bangunan 2 lantai:
1. Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali biasa digunakan untuk rumah bangunan sederhana pada kondisi tanah normal yang cukup baik. Penggunaan pondasi batu kali sebagai pondasi rumah 2 lantai biasanya membutuhkan kedalamannya sekitar 60-80 dengan lebar tapak sama dengan tingginya.
2. Pondasi Foot Plat
Pondasi foot plate juga dikenal sebagai pondasi tapak. Para tukang di lapangan sering salah dalam penyebutan pondasi foot plate ini, mereka memahaminya sebagai pondasi cakar ayam.
3. Kombinasi Pondasi Batu Kali dan Foot Plate
Merupakan gabungan antara pondasi batu kali dengan pondasi foot plate
4. Pondasi Cakar Ayam
Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang secara vertikal dan disatukan dengan plat beton pada jarak 200-250 cm.
5. Pondasi Plat Menerus
Pondasi plat menerus biasanya digunakan untuk mendukung garis beban, sehingga beban bangunan dapat disalurkan secara merata. Dipasang dibawah seluruh tembok penyekat ruangan.
6. Pondasi Bor Pile
Pondasi bor pile berfungsi untuk meneruskan beban bangunan secara keseluruhan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas hingga ke lapisan tanah keras di bawahnya.
Dengan memahami lebih baik hal-hal yang perlu diperhatikan dan jenis-jenis pondasi rumah, Sahabat Panduan Rumah dapat memilih jenis pondasi dengan tepat untuk rumah yang akan Sahabat bangun.
Comments